Perihal Tidak Mengafirkan yang Kafir


Ada banyak hal yang disepakati oleh para ulama (berdasarkan al-Quran dan Sunnah) sebagai pembatal-pembatal keislaman. Dan beberapa di antaranya kian samar bagi sebagian atau bahkan banyak orang. Oleh karena maraknya kerancuan dan syubhat, serta asingnya ilmu yang haq
Satu di antara pembatal keislaman yang kian samar tersebut adalah; perihal tidak mengafirkan orang-orang yang telah dikafirkan oleh Allah dan Rasul-Nya di dalam al-Quran dan Sunnah, atau ragu akan kekufuran mereka.
Padahal, tidak mengafirkan orang yang dikafirkan oleh Allah, merupakan bentuk nyata dari penolakan dan pendustaan terhadap hukum Allah dan Rasul-Nya. Bukankah kita mesti yakin bahwa satu-satunya agama yang benar dan diterima Allah (setelah diutusnya Nabi Muhammad shallallahu`alaihi wasallam) hanyalah Islam atau syariat yang dibawanya?
Allah berfirman,
إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِن بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ ۗ وَمَن يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ

Artinya: “Sesungguhnya agama di sisi Allah hanyalah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi al-Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah, maka sesungguhnya Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” [QS. Ali Imran ayat: 19].
Allah berfirman,
وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Artinya: “Dan barangsiapa mencari agama selain agama Islam, tidak akan diterima darinya, dan di akhirat ia termasuk orang-orang yang rugi.”  [QS. Ali Imran: 85].
Dan di dalam agama kita, semua orang yang tidak mengikuti agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad, maka dikategorikan kafir dan kekal di dalam neraka selama-lamanya, sebaik apa pun perilakunya dalam pandangan manusia.
Allah berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang kafir, yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.”  [QS. 98: 6].
Allah juga berfirman,
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ

Artinya: “Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah itu ialah Al-Masih putera Maryam.” [QS. 5:17].
Demikian juga Allah berfirman,
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ

Artinya: “Telah kafirlah orang-orang yang berkata, 'Sesungguhnya Allah ialah al-Masih putera Maryam', padahal al-Masih  berkata, 'Hai Bani Israil, sembahlah Allah, Rabbku dan juga Rabbmu'. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang yang zalim itu seorang penolong pun." [QS. al-Maidah: 72].
Allah juga berfirman,
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلَاثَةٍ وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلَّا إِلَهٌ وَاحِدٌ وَإِنْ لَمْ يَنْتَهُوا عَمَّا يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Artinya: “Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan, 'Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga', padahal sekali-kali tidak ada sesembahan kecuali sesembahan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih."  [QS. al-Maidah: 73].
Dan Nabi telah bersabda,
وَالَّذِى نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لاَ يَسْمَعُ بِى أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الأُمَّةِ يَهُودِىٌّ وَلاَ نَصْرَانِىٌّ ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِى أُرْسِلْتُ بِهِ إِلاَّ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ

Demi Allah, yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya. Tidak ada seorang pun dari umat ini, baik dia seorang Yahudi, maupun seorang Nasrani, lalu ia mati dalam keadaan tidak beriman pada wahyu yang aku diutus dengannya, kecuali ia pasti termasuk penduduk neraka.” [HR. Imam Muslim dari sahabat Abu Hurairah].
Berkata Imam al-Qodhi ‘Iyaadh -rahimahullah-,
وقام الإجماع على كفر من لم يكفر أحدا من اليهود والنصارى وكل من فارق دين المسلمين أو وقف في تكفيرهم أو شك

"Telah sepakat seluruh Ulama Islam atas kafirnya orang yang tidak mengafirkan orang Yahudi, Nasrani, seluruh orang yang tidak beragama Islam atau tawaqquf (tidak menetapkan dan tidak pula meniadakan) serta ragu akan kekafiran mereka." [As-Syifa’, 2: 281, lihat kitab Syarah Nawaqidhul Islam karya Syaikh Nashir al-‘Adni].
Berkata Syaikh Abdullah Bin Abdurrohman Abaa Thiyn -rahimahullah-,
أجمع المسلمون على كفر من لم يكفر اليهود والنصارى أو شك في كفرهم

"Sepakat seluruh kaum muslimin akan kafirnya orang yang tidak mengafirkan Yahudi atau Nasrani, atau ragu akan kekafiran mereka." [Ad-Durorussaniah, 12: 69].
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah -rahimahullah-,
ومن لم يقر بأن بعد مبعث محمد-صلى الله عليه وسلم-لن يكون مسلم إلا من آمن به واتبعه باطنا وظاهرا فليس بمسلم.
ومن لم يحرم التدين -مبعثه صلى الله عليه وسلم- بدين اليهود والنصارى.
بل من لم يكفرهم ويبغضهم فليس بمسلم باتفاق المسلمين


"Barang siapa yang tidak berkeyakinan bahwa setelah Nabi Muhammad diutus, tidaklah seseorang itu dikatakan muslim kecuali orang yang beriman dan mengikuti beliau secara batin dan zhahir, maka dia bukan muslim. Demikian pula orang yang tidak mengharamkan beragama dengan agama Yahudi dan Nasrani. Bahkan setiap orang yang tidak mengafirkan dan membenci mereka juga tidak dikatakan muslim, menurut kesepakatan seluruh muslim." [Lihat: Majmu’ Fatawa, 27: 464].

Berkata Syaikh al-‘Utsaimin –rahimahullah-,

من أنكر كفر اليهود والنصارى الذين لم يؤمنوا بمحمد-صلى الله عليه وسلم-وكذبوه فقد كذب الله عز وجل وتكذيب الله كفر.
ومن شك في كفرهم فلا شك في كفره هو.


"Siapa saja yang mengingkari akan kekufuran Yahudi dan Nasrani, orang-orang yang tidak beriman kepada Nabi Muhammad dan mendustakannya, maka sungguh dia telah mendustakan Allah. Dan mendustakan Allah adalah sebuah kekufuran/pembatal keislaman. Dan barangsiapa yang ragu akan kekufuran mereka, maka tak diragukan lagi akan kekufuran orang tersebut." [Lihat: Fataawa Syaikh ‘Utsaimiyn].

Kendati demikian, penting dipahami, bahwa sikap tegas dalam menetapkan kekafiran orang kafir (non-muslim), serta berlepas diri dari mereka, tidak berarti bahwa kita kaum muslimin tidak dapat bersikap adil terhadap orang-orang kafir (non-muslim). Bahkan kita mesti tetap bersikap adil kepada mereka. Tidak menghancurkan kehormatan, merampas harta dan tidak pula menumpahkan darah meraka, apabila mereka itu sebagai kafir mu’aahaddzimmiy dan mustakmin, bukan sebagai kafir harbiy (di medan jihad).
Allah berfirman,
 ‎لا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ
أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِين

Artinya: “Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil." [QS. 60: 8].

Catatan: Para ulama menyebutkan bahwa orang yang yakin akan kafirnya orang-orang kafir, hanya saja ia tidak mengucapkannya dan tidak mampu berhadapan dengan mereka, bahwa orang yang demikian tidak dikatakan batal keislamannya. Tetapi ia dikatakan pelaku dosa.
Nasehat: Seyogyanya bagi setiap muslim dan muslimah bersemangat mempelajari aqidah yang benar. Agar ia selamat dari berbagai penyimpangan aqidah. Dan aqidah seseorang tidak akan pernah benar kecuali jika bersandarkan al-Quran dan Hadits Nabi yang shahih dengan pemahaman ulama salaf.
Semoga yang sedikit ini bermanfaat. Baarakallahufikum.
Oleh: Al-Ustadz Abu Farhan Furaihan.
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :


[akhlaq dan nasehat][bleft]
[Fiqih][bleft]

Masjidil Haram Terkini

Masjid Nabawi Terkini