Antara Negeri Islam (Salafi), Negeri Kafir dan Negeri Islam (Non-Salafi)
PENANYA:
Udzur dikarenakan
kebodohan dalam masalah Aqidah secara khusus; maka ada yang mengatakan bahwa
diberi udzur dan ada juga yang mengatakan tidak. Dan telah muncul
tulisan-tulisan tentang masalah tersebut. Maka kami mengharapkan faedah dalam
masalah tersebut.
Asy-Syaikh
Muhammad Nashiruddin Al-Albani -rahimahullaah- menjawab:
“…Saya
katakan: tidak benar dikatakan secara mutlak bahwa seseorang bisa diberi udzur
karena kebodohan, atau tidak diberi udzur secara mutlak; kedua-duanya salah.
Yang benar adalah diperinci:
-
Barangsiapa
yang hidup di lingkungan Islam, dan lingkungan ini memahami Islam dengan
pemahaman yang benar, kemudian di sana didapati ada seseorang yang bodoh
terhadap ‘Aqidah Islam -padahal dia hidup di lingkungan tersebut-; maka dia
tidak diberi udzur (dengan kebodohannya).
- Sebaliknya,
kalau kita umpamakan ada seorang yang lain hidup di lingkungan yang tidak
Islami; yakni: lingkungan kafir dan sesat -seperti: Eropa dan Amerika-,
kemudian dia masuk Islam; maka orang ini diberi udzur karena kebodohannya,
karena tidak dia dapati orang yang bisa membantunya untuk belajar dan agar dia
tidak bodoh.
-
Kemudian
kita umpamakan lagi ada seseorang yang hidup di lingkungan Islam akan tetapi mayoritas masyarakatnya
menyimpang dari aqidah yang benar; maka ini
juga
diberi
udzur;
karena dia tidak mendapatkan lingkungan Islam yang benar yang bisa memberikan Aqidah
Shahihah secara otomatis.
Maka, orang
yang hidup di lingkungan seperti Urdun (Yordania), lingkungan seperti Suria, lingkungan seperti Mesir; yang kebanyakan ulamanya tidak mengetahui aqidah
ini secara khusus dan aqidah salaf secara umum; tidakkah kaum muslimin yang
tinggal di negara-negara tersebut diberi udzur? kita katakan “Ya”, (diberi udzur).
Akan tetapi
tidak demikian perkaranya untuk orang-orang asing yang tinggal di Negara (Saudi)
ini, yang Allah -Tabaaraka Wa Ta’aalaa-
berikan karunia dan keutamaan dengan banyak perkara; dan paling penting adalah:
dakwah tauhid yang Allah limpahkan karunia pada Negara ini sejak sekitar 200
(dua ratus) tahun: dengan adanya Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab
-rahimahullaah-, di mana beliau menghidupkan dakwah tauhid; padahal
dulunya berbagai kesyirikan dan berhala-berhala hampir-hampir merata di semua negeri-negeri Islam;
termasuk negeri Jazirah Arab ini. Maka Allah selamatkan hamba-hamba-Nya melalui
beliau di (Jazirah ‘Arab) ini. Maka di negeri ini; jika ada orang asing yang tinggal
di sini -baik orang Arab maupun ‘ajam (non arab), maka dia tidak diberi udzur karena kebodohannya,
karena dia terus-menerus berada dalam kebodohannya, sehingga maknanya bahwa dia
sombong dan menentang; karena telah ditegakkan hujjah atasnya yang dia dengar
siang dan malam.
Adapun di
negara-negara lainnya; maka orang justru mendengar kebalikan dari (Aqidah
Tauhid) tersebut; maka dia diberi udzur karena kebodohannya.
Maka,
sekarang anda ketahui tiga bentuk atau tiga jenis masyarakat:
Mayarakat
Pertama: Masyarakat Islami yang memahami ‘Aqidah yang benar. Maka barangsiapa
yang hidup di masyarakat ini; maka dia tidak diberi udzur karena kebodohannya.
Masyarakat
Kedua: Masyarakat Kafir, yang kadang ada sebagian orang yang masuk Islam; maka
dari mana dia bisa mengenal ‘Aqidah yang benar? Maka dia diberi udzur karena
kebodohannya.
Masyarakat
Ketiga: Masyarakat yang pertengahan antara keduanya, maka secara lahiriah
adalah Islam, dan tanda-tanda keislaman terlihat: masjid-masjid dimakmurkan,
suara adzan terangkat (terdengar), dan seterusnya. Akan tetapi mayoritas
penduduknya menyimpang dari Aqidah yang benar; maka dari mana individu-individu
masyarakat ini bisa mengenal Aqidah yang benar? Sehingga karena keadaannya
seperti ini; maka mereka diberi udzur.”
[“Fataawa Jiddah (10/43:54:00)”].
-diterjemahkan
dan ditulis oleh Al-Ustadz
Ahmad Hendrix dari Kitab: “Mausuu’ah Al-Albani” (V/738-744 & 960)-
*tulisan ini disadur ulang oleh redaksi mukmin.net dengan beberapa penyesuaian
Labels
Aqidah
Post A Comment
No comments :