Nestapa Akhir Zaman dan Sikap Ahli Sunnah
Ada banyak peristiwa dan berbagai kenyataan di akhir
zaman ini, yang mana kesemuanya itu sejatinya telah dikabarkan oleh rasulullah shallallahu
`alaihi wa sallam. Kita tentu tidak heran, sebab rasulullah memanglah
seorang utusan Allah yang membawa kabar-kabar shahih dari langit. Dan pelbagai
kenyataan itu, sudah semestinya semakin mengukuhkan keberimanan kita.
Berikut ini, penulis akan menyebutkan beberapa hadis
Nabi berkaitan dengan keadaan akhir zaman, kejadian-kejadian serta bimbingan
beliau bagi kita yang menghadapi masa kini.
1. Dari
Abu Hurairah
-radhiallahu ‘anhu- bahwa Rasulullah -shallallahu ‘alaihiwasallam-bersabda:
“Akan
datang sebuah zaman yang penuh dengan pemutarbalikan fakta. Di mana seorang
pendusta dianggap sebagai orang yang jujur (benar), sedangkan seorang yang
jujur didustakan. Seorang pengkhianat diberikan amanah, sedangkan seorang yang
Amanah di jadikan sebagai pengkhianat. Dan di saat itu para ruwaibidhah sering angkat bicara. Para sahabat
pun bertanya:
Siapakah
para ruwaibidhah wahai Rasulallah?
Beliaupun menjawab: “Seorang yang dungu/jahil
(namun) berbicara masalah-masalah besar”. [HR. Imam Ibnu Majah No. 4036,
dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani].
2. Dari Abu Hurairah, Rasulullah
bersabda:
يَتَقَارَبُ
الزَّمَانُ، وَيَنْقُصُ العَمَلُ، وَيُلْقَى الشُّحُّ، وَتَظْهَرُ الفِتَنُ،
وَيَكْثُرُ الهَرْجُ
“Zaman
ini akan semakin dekat, amalan (yang ikhlas dan sesuai tuntunan Nabi) akan
semakin sedikit, penyakit syuh
menimpa kebanyakan manusia, berbagai fitnah bermunculan dan pembunuhan akan
semakin sering terjadi”. [HR. Bukhari].
3. Dari Abu Musa dan Abdullah Bin
Mas’ud, Rasulullah bersabda:
إِنَّ بَيْنَ يَدَيِ
السَّاعَةِ لَأَيَّامًا، يَنْزِلُ فِيهَا الجَهْلُ، وَيُرْفَعُ فِيهَا العِلْمُ،
وَيَكْثُرُ فِيهَا الهَرْجُ
“Menjelang
hari kiamat akan ada hari-hari yang penuh dengan kebodohan (tidak mengerti perkara
agama) dan jauh dari ilmu (ilmu agama) serta banyaknya terjadi pembunuhan”.
[HR. Bukhari].
Dan
banyak lagi di sana hadis-hadis shahih yang juga menerangkan batapa banyaknya
fitnah syahwat dan syubhat di akhir zaman.
Bagaimana
sikap kita dalam menghadapi keaadaan tersebut? Berikut ini beberapa bimbingan
dalam menyikapi kondisi fitnah di akhir zaman:
Pertama, Berpegang teguh pada Al-Quran dan As-Sunnah dengan pemahaman salafus-shalih.
Allah
Ta’ala berfirman:
اتَّبِعُوا
مَا أُنزِلَ إِلَيْكُم مِّن رَّبِّكُمْ وَلَا تَتَّبِعُوا مِن دُونِهِ أَوْلِيَاءَ
ۗ قَلِيلًا مَّا تَذَكَّرُونَ
“Ikutilah
apa yang telah diturunkan kepada kalian dari Rabb kalian, dan janganlah kalian
ikuti selain dari-Nya sebagai pemimpin, amatlah sedikit kalian mengambil
peringatan”. [QS.
7:3].
Berkata Al-Imam Ibnu Katsir:
اقتفوا
آثار النبي الأمي الذي جاءكم بكتاب أنزل إليكم من رب كل شيء ومليكه ،
(
ولا تتبعوا من دونه أولياء ) أي : لا تخرجوا عما جاءكم
به الرسول إلى غيره ، فتكونوا قد عدلتم عن حكم الله إلى حكم غيره .
Yaitu
ikutilah oleh kalian jejak Nabi yang Ummi ini yang datang membawa kepada kalian
kitab yang di turunkan kepada kalian dari Rabb segala sesuatu dan yang
menguasainya. Dan
janganlah kalian berpaling dari apa yg dibawa oleh Rasul tersebut kepada
selainnya. Sehingga
kalian telah berpaling dari hukum Allah kepada selain hukum-Nya.
Allahu
juga berfirman:
فَإِن
تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ
تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تأويلا
Jika
kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan
hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan sebaik-baik pengembalian (jalan keluar). [QS.
3:59].
Allah
juga berfirman:
وَمَن
يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ
سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ ۖ وَسَاءَتْ
مَصِيرًا
Dan
barangsiapa yang menentang rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti
jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, kami biarkan ia leluasa dalam
kesesatan yang telah menguasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam jahannam. dan jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. [QS.
3:115].
Dan
Rasulullah bersabda:
فَإِنَّهُ
مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ يَرَى بَعْدِي اخْتِلَافًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي
وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ وَعَضُّوا عَلَيْهَا
بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُ
ْدَثَاتِ
الْأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَة
Sungguh
siapa yang hidup panjang di antara kalian setelahku akan melihat perselisihan
yang banyak. Berpeganglah
dengan sunnahku dan sunnah Khulafa' Rasyidin yang mendapat petunjuk. Gigitlah
oleh kalian (sunnah itu) dengan gigi geraham. Hindarilah kalian hal-hal yang baru (dalam agama), sesungguhnya
setiap hal yang baru adalah bid'ah dan setiap bid'ah adalah sesat.
[HR.
Imam Ahmad No. 16521, Imam Abu Daud No. 3991 dan Imam Tirmidzi No. 2600, dishahihkan Syaikh Al-Albani].
Kedua, Mempelajari Ilmu Agama, karena Ilmu merupakan cahaya yang menerangkan
kegelapan.
Rasulullah
bersabda:
من
يرد الله به خيرا يفقهه في الدين
“Barangsiapa
yang Allah inginkan kebaikan kepadanya, niscaya Allah akan fahamkan dia tentang
Agama ini”. [HR.
Imam Bukhari No. 71].
Dan
beliau juga bersabda:
وَمَنْ
سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا
إِلَى الْجَنَّة
Barang
siapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu (Agama), maka Allah akan memudahkannya
jalan Menuju Syurga. [HR.
Imam Muslim No. 2699 dari Abu Hurairah].
Ketiga, bersegera melakukan amal shalih di setiap kali ada kesempatan dan tidak
menunda-nundanya.
Rasulullah
bersabda:
بَادِرُوا
بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ، يُصْبِحُ الرَّجُلُ
مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا، أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا،
يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا»
"Bersegeralah
kalian beramal di masa yang telah penuh dengan fitnah di mana fitnah saat itu
bagaikan potongan-potongan malam yang gelap gulita. terkadang
seorang di pagi harinya masih mukmin namun di sore harinya ia telah kafir. dan
terkadang pula seseorang di sore harinya mukmin tetapi di pagi harinya ia
telah kafir. Ia
menjual agamanya dengan secuil dari perkara Dunia".
[HR.
Imam Muslim No.186 dari Abu Hurairah].
Keempat, bergaul dengan orang-orang yang berilmu dan shalih serta bersabar bersama
mereka.
Karena
teman duduk/shahabat itu sangat memberi pengaruh pada Agama seseorang.
Rasulullah
bersabda:
إِنَّمَا
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ، وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ، كَحَامِلِ الْمِسْكِ،
وَنَافِخِ الْكِيرِ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ: إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ، وَإِمَّا أَنْ
تَبْتَاعَ مِنْهُ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً، وَنَافِخُ
الْكِيرِ: إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً "
"Perumpamaan teman duduk yang shalih dan teman duduk yang buruk itu seperti penjual minyak
wangi dan pandai bakar besi. Jika
engkau bergaul dengan penjual minyak wangi, bisa jadi dia akan menghadiahkan
untukmu sebuah minyak wangi, atau engkau bisa membeli darinya atau paling
tidak engkau bisa mencium bau yang enak darinya. tetapi
jika engkau bergaul dengan si pandai besi, bisa jadi dia akan membakar baju
mu atau paling tidak engkau akan mencium bau yang tidak sedap darinya". [HR.
Imam Bukhari No. 5534 dan Imam Muslim No. 146].
Kelima, menjauh dari segala pintu fitnah, fitnah Syahwat maupun Fitnah Syubhat.
Rasulullah
bersabda:
سَتَكُونُ
فِتَنٌ، القَاعِدُ فِيهَا خَيْرٌ مِنَ القَائِمِ، وَالقَائِمُ فِيهَا خَيْرٌ مِنَ
المَاشِي، وَالمَاشِي فِيهَا خَيْرٌ مِنَ السَّاعِي، مَنْ تَشَرَّفَ لَهَا
تَسْتَشْرِفْهُ، فَمَنْ وَجَدَ مِنْهَا مَلْجَأً، أَوْ مَعَاذًا، فَلْيَعُذْ بِهِ
»
"Akan
datang sebuah masa yang penuh dengan fitnah (fitnah syahwat atau Syubhat), orang
yang masih duduk saat itu lebih baik daripada orang yang berdiri, orang
yang berdiri lebih daripada orang yang berjalan, dan orang yang berjalan masih lebih baik daripada orang yang berlari. Barangsiapa
yang ingin mendekat darinya (fitnah), maka fitnah itu akan membuatnya terjerumus
ke dalamnya. Maka
barangsiapa yang mendapatkan tempat di mana ia dapat menjaga Agamanya, maka
hendaknya ia berlindung dalam padanya".
[HR.
Imam Bukhari No.3601 dan Imam Muslim No. 2886 dari Abu Hurairah].
Nabi
juga bersabda:
يُوشِكُ
أَنْ يَكُونَ خَيْرَ مَالِ المُسْلِمِ غَنَمٌ يَتْبَعُ بِهَا شَعَفَ الجِبَالِ
وَمَوَاقِعَ القَطْرِ، يَفِرُّ بِدِينِهِ مِنَ الفِتَنِ
"Sudah
dekat sebuah masa yang mana di saat itu sebaik-baik harta seorang muslim adalah
kambing yang ia pergi mengembalanya dia ketinggian gunung dan tempat-tempat turunnya
hujan, ia lari demi menyelamatkan Agamanya". [HR. Imam Bukhari No.19 dari Abu Said Al-khudri].
Keenam, bersikap bijak ketika menerima atau mendengar suatu berita serta
mengembalikannya kepada Ahlinya.
Karena
terkadang darah tertumpahkan, harta terampas dan kehormatan menjadi hancur dikarenakan suatu berita hoax.
Rasulullah
bersabda:
كَفَى
بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ
"Cukuplah
seseorang itu dikatakan pendusta tatkala ia menyampaikan setiap apa yang ia
dengar". [HR.
Imam Muslim dari Abu Hurairah].
semoga
bermanfaat.
Ditulis Oleh, Al-Ustadz Farhan Abu Furaihan (hafidzahullah), Pembina Radio Syiar Tauhid Aceh.
Labels
akhlaq dan nasehat
Post A Comment
No comments :