Nasehat Agar Menjaga Kemurnian Rezeki


Tidak jarang kita dengarkan ungkapan dari sebagian masyarakat, cari rezeki haram saja susah apalagi yang halal. Ini adalah sebuah ekses dari semakin derasnya arus persaingan hidup dalam pencaharian nafkah di tengah masyarakat. Dan tak perlu heran akan realita tersebut, sebab ternyata 1400 tahun yang lalu, fonemena yang terjadi sekitar kita belakangan kini, telah dikabarkan oleh Nabi muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sebuah riwayat yang shahih:

ليأتين على الناس زمان لا يبالي المرء بما أخذ المال.
أمن حلال أو من حرام.

"Akan datang sebuah masa, di mana seseorang tidak lagi mempedulikan dari mana ia mendapatkan hartanya. Apakah dari cara halal ataukah haram". (HR. An-Nasai).

Zaman di mana kerakusan manusia akan harta semakin menjadi-jadi, hasrat hanya terkungkung pada sebuah pola hidpu bagaimana mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya tanpa memperdulikan aturan main yang telah ditetapkan oleh syariat. Hingga korupsi, judi, riba, dan cara-cara haram lainnya seakan menjadi hal lumrah dan merupakan suatu pemandangan yang tak asing lagi.

Apakah mereka lupa ataukah pura-pura lupa akan firman Rabb mereka:

يا أيها الذين آمنوا كلوا من طيبات ما رزقناكم.
"Wahai orang-orang yang beriman makanlah dari perkara-perkara baik yang telah kami anugrahkan kepada kalian." (QS. Al-Baqarah: 172).

Tidakkah mereka mengetahui bagaimana Nabi Muhammad 'alaihis salam senantiasa memanjatkan doa kepada Rabb-nya ketika memulai harinya di setiap hari setelah shalat subuh, di mana beliau tak lupa berdo'a agar dianugerahkan rezeki yang halal.

Ummu salamah radhiyallahu 'anha berkata :
adalah nabi 'alaihis salam senantiasa berdoa di subuh hari :

اللهم إني أسألك علما نافعا ورزقا طيبا وعملا متقبلا.
"Wahai Allah, aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang halal, dan amalan yang diterima di sisi-Mu". (HR.Tirmidzi dan Ahmad).

Do'a yang begitu agung, do'a meminta rezeki yang halal. Kita perlu menyadarkan diri kita bahwa dalam rezeki dan harta halal terdapat keberkahan dan kebahagian, sebaliknya dalam rezeki dan harta haram terdapat petaka dan kebinasaan dunia akhirat.

Bukankah nabi kita telah menitipkan sebuah pesan kepada seorang sahabat mulia, Ka'ab bin 'Ujrah radhiyallahu 'anhu, yang tentulah pesan tersebut juga diperuntukkan untuk kita semua selaku umatnya. Nabi 'alaihis salam bersabda:

يا كعب بن عجرة
إنه لا يدخل الجنة لحم نبت من سخت.
Wahai Ka'ab bin 'Ujrah, sesungguhnya daging yang tumbuh dari perkara haram tidak akan masuk ke dalam syurga. (HR. Ahmad).

Bisa jadi do'a yang selama ini kita panjatkan masih ditangguhkan oleh Allah tabaraka wa ta'ala, disebabkan makanan haram yang telah kita masukkan ke dalam perut. Teringat kisah seorang lelaki dalam keadaan safar,kondisi kusut mengangkat kedua tangannya ke atas langit sembari berdoa kepada Rabb-nya, akan tetapi apa kata nabi 'alahis salam:

ومطعمه حرام , ومشربه حرام وملبسه حرام وغذي بالحرام ,
فأنى يستجاب له.
Makanan, minuman, pakaiannya dari perkara haram, perutnya dikenyangkan dari hasil haram, maka bagaimana mungkin do'a dikabulkan oleh Allah ta`ala. (HR. Muslim).

Begitu pentingnya permasalahan ini, oleh sebab itulah para wanita sholehah di zaman dahulu berupaya mengambil andil, setiap kali melepas kepergian suami tercinta, mereka menitipkan untaian nasehat yang menyejukkan hati dan membangkitakan motivasi yang suci tatkala suami hendak melangkahkan kaki keluar rumah mencari nafkah:

إياك و كسب الحرام
فإنا نصبر على الجوع,
ولا نصبر على النار.
Duhai suamiku, berhati-hatilah dari penghasilan haram.
Sesungguhnya kami mampu bersabar atas kelaparan,
akan tetapi tak akan mampu bersabar atas pedihnya api neraka
.
(Mukhtashor minhaj al-qoshidin_Hal : 81 karangan Al-Imam Ibnu qudamah rahimahullah.)



Ditulis oleh Al-Ustadz Abu Abdillah Sahl, pengajar di Ma`had As-Sunnah Aceh


Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :


[akhlaq dan nasehat][bleft]
[Fiqih][bleft]

Masjidil Haram Terkini

Masjid Nabawi Terkini